Ini Bukan Suara Rakyat
Kemiskinan yang
melanda masyarakat Indonesia bukanlah suara atau keinginan rakyat. Bagaimana
bisa pemerintah duduk nyaman di kendaraan yang dibeli dari uang rakyat, sambil
melihat kemiskinan yang menimpa masyarakat Indonesia. Mereka mengatakan bahwa
duduknya mereka di parlemen demi memperjuangkan aspirasi rakyat, tapi pada
kenyataannya bukanlah seperti itu. Meskipun ribuan masyarakat menggelar aksi demo,
mengenai keputusan yang mereka ambil, mereka hanya duduk manis di dalam gedung
ber-AC. Sebenarnya suara siapa yang
mereka perjuangkan? Apakah suara rakyat? Ataukah suara orang-orang yang
memiliki kepentingan khusus? Teganya mereka mengorbankan masyarakat Indonesia
demi kepentingan pribadi mereka. Korupsi yang juga tak pernah ditemukan
akarnya, sehingga cabang-cabang korupsi semakin berkembang dan mungkin hanya
sebagian kecil yang terungkap. Masyarakat manapun tak ada yang menyuarakan agar
pemerintah menggerogoti masyarakat Indonesia. Berbagai kamuflase mereka lakukan
untuk menghisap darah rakyat, contohnya kenaikan BBM, kartu sehat dan lain
sebagainya. Sudah berkali-kali
masyarakat Indonesia ditipu oleh janji manis mereka. Tetapi mengapa rakyat
masih mempercayai mereka untuk menjalankan aturan negeri ini? mengapa sistem
yang rusak ini terus dipertahankan? Apakah masyarakat Indonesia harus menunggu
sampai seluruh rakyat ini sengsara? Siapa yang peduli mengenai kesengsaraan
rakyat? Mungkin yang peduli hanya mereka yang merasakan, dan mereka yang
berempati. Selebihnya hanya orang-orang yang memikirkan badan sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar