Minggu, 01 Juli 2012

Tugas Masalah Wisata Kota Bogor

Masalah-masalah Kepariwisataan di Kota Bogor

BAB I
Pendahuluan

1.1    Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan, karena selain sebagai sumber penerimaan daerah, serta pengembangan dan pelestarian seni budaya Kota Bogor, juga membangkitkan sektor perekonomian masyarakat Kota. Oleh karena itu sasaran pengembangan kepariwisataan Kota Bogor diarahkan kepada peningkatan seluruh potensi pariwisata, peningkatan jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara, peningkatan lama tinggal wisatawan, penyerap angkatan kerja secara maksimal, peningkatan kontribusi pada PAD dan kesejahteraan masyarakat, mewujudkan citra Kota Bogor yang bersaing dengan kota-kota lain, meningkatkan peran serta masyarakat dalam kepariwisataan (Sapta Pesona Pariwisata).

1.2    Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan :
1.    Agar pembaca dapat mengetahui profil investasi bidang pariwisata di Kota Bogor
2.    Agar pembaca dapat mengetahui karakteristik internal Kota Bogor
3.    Agar pembaca dapat mengetahui permasalahan Kota Bogor

1.3    Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah mengacu pada referensi yang sudah ada.

BAB II
Pembahasan


2.1 Profil Investasi Bidang Pariwisata Kota Bogor
Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan, karena selain sebagai sumber penerimaan daerah, serta pengembangan dan pelestarian seni budaya Kota Bogor, juga membangkitkan sektor perekonomian masyarakat Kota. Oleh karena itu sasaran pengembangan kepariwisataan Kota Bogor diarahkan kepada peningkatan seluruh potensi pariwisata, peningkatan jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara, peningkatan lama tinggal wisatawan, penyerap angkatan kerja secara maksimal, peningkatan kontribusi pada PAD dan kesejahteraan masyarakat, mewujudkan citra Kota Bogor yang bersaing dengan kota-kota lain, meningkatkan peran serta masyarakat dalam kepariwisataan (Sapta Pesona Pariwisata).

Salah satu upaya dalam mencapai sasaran tersebut adalah menyediakan fasilitas dan mengembangkan objek daya tarik wisata (ODTW) yang dilakukan dengan mengoptimalkan peran serta kalangan pengusaha kepariwisataan Kota Bogor. Pembinaan kepariwisataan dilakukan oleh Kantor Pariwisata Seni dan Budaya bekerjasama dengan PHRI, ASITA, HPI. Pengelola ODTW Istana Bogor, Kebun Raya Bogor, Sanggar Kesenian, BKKNI. Museum dan instansi terkait dengan tujuan untuk meningkatkan sarana, pengembangan daya tarik wisata, dan promosi obyek daya tarik wisata.

2.2 Karakteristik Internal Kota Bogor
Elemen Kota
Letak Geografis
Secara geografis Kota Bogor terletak di antara 106’ 48’ BT dan 6’ 26’ LS, kedudukan geografis Kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya sangat dekat dengan Ibukota Negara, merupakan potensi yang strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan pariwisata.
Ketinggian
Kota Bogor mempunyai rata-rata ketinggian minimum 190 m dan maksimum 330 m dari permukaan laut.
Iklim
Kondisi iklim di Kota Bogor suhu rata-rata tiap bulan 26’ C dengan suhu terendah 21,8’ C dengan suhu tertinggi 30,4’ C. Kelembaban udara 70 %, Curah hujan rata-rata setiap tahun sekitar 3.500 – 4000 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Desember dan Januari.
Wilayah Administrasi
Luas Wilayah Kota bogor sebesar 11.850 Ha terdiri dari 6 kecamatan dan 68 kelurahan. Kemudian Secara Administratif kota Bogor terdiri dari 6 wilayah kecamatan, 31 kelurahan dan 37 desa (lima diantaranya termasuk desa tertinggal yaitu desa Pamoyanan, Genteng, Balungbangjaya, Mekarwangi dan Sindangrasa), 210 dusun, 623 RW, 2.712 RT dan dikelilingi oleh Wilayah Kabupaten Bogor yaitu sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Kemang, Bojong Gede, dan Kec. Sukaraja Kabupaten Bogor.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Sukaraja dan Kec. Ciawi, Kabupaten Bogor.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Darmaga dan Kec. Ciomas, Kabupaten Bogor.
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Cijeruk dan Kec. Caringin, Kabupaten Bogor.
Perkembangan Perekonomian
Untuk mengetahui perkembangan perekonomian di Kota Bogor (sebagai dampak PKW), salah satu indikatornya adalah diukur dari PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Untuk tahun 2006 harga konstan sebesar Rp. 1.209.642,71 harga berlaku Rp. 2.954.164,95. Tahun 2007 harga konstan sebesar Rp. 1.279.881,96 harga berlaku sebesar Rp. 3.282.218,41, meningkat 6,07% menjadi sebesar Rp. 1.357.633,57 tahun 2003 berdasarkan harga konstan, sedangkan harga berlaku sebesar Rp. 3.645.650,79 meningkat 11,07%.
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Bogor tahun 2008 sebesar 6,07 % mengalami peningkatan 0,29% dari tahun 2007 yaitu sebesar 5,78%. Peningkatan LPE tersebut, diperoleh dari kontribusi 9 (Sembilan) sektor lapangan usaha. Sedangkan laju inflasi tahun 2008 sebesar 2,80% lebih rendah 0,10% dibandingkan laju inflasi tahun 2007. Menurunnya laju inflasi tersebut disebabkan meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi yang berkorelasi atau berhubungan terhadap laju inflasi pada kelompok pengeluaran seperti bahan makanan, makanan jadi, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan umum. Demikian pula kenaikan tersebut menunjukkan bahwa jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dan dikonsumsi masyarakat semakin meningkat, sehingga kenaikan PDRB identik dengan pertumbuhan ekonomi yang secara positif dapat menggerakan sektor rill di Kota Bogor.
Meningkatnya PDRB tersebut berimplikasi terhadap meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat Kota Bogor dari tahun 2007-2008, yaitu berdasarkan harga berlaku sebesar Rp. 4.227.462,01 menjadi sebesar Rp 4.605.734,59 atau meningkat 8,94% sedangkan berdasarkan harga konstan Rp. 1.684.474,19 menjadi Rp. 1.715.166,99 atau meningkat 4,04%.
Struktur perekonomian Kota Bogor dalam kurun waktu 2007-2008 didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan (sub sektor industri non migas) dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sektor tersier merupakan sektor yang paling besar kontribusinya terhadap PDRB disusul sektor sekunder dan sektor primer.

2.3 Permasalahan Kota
Permasalahan di kota Bogor yang saya ambil adalah masalah Pedagang Kaki Lima (PKL). Kehadiran PKL, selalu menjadi perhatian serius setiap daerah. Hal tersebut terkait karena akibat yang ditimbulkan dengan kehadiran PKL ini. Kekumuhan kota serta kesan sembrawut, diklaim banyak disebabkan adanya para PKL ini. Ribuan PKL hadir di Kota Bogor dan memadati hampir di setiap keramaian kota berjuluk kota hujan ini. Tak ayal kemacetan dan kesembrawutan pun terjadi.
Tiga titik menjadi perhatian serius Pemkot Bogor saat penertiban PKL adalah di Jalan M.A. Salmun, Nyi Raja Permas, dan Jalan Dewi Sartika. Di tiga titik tersebut sejak 2007 sudah dilakukan penertiban besar-besaran. Benar, dalam beberapa bulan PKL tidak ada di titik tersebut. Namun, tak lama berselang, kembali mereka menjajakan dagangannya ditempat tersebut.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan merevisi Peraturan Daerah (Perda) No 13 tahun 2005, tentang Ketertiban Umum (Tibum). Menurut Walikota, revisi Perda itu sudah sepatutnya karena beberapa poin pada Perda tersebut tidak mungkin dilakukan, khususnya pada poin yang menyatakan tiga titik, seperti MA Salmun, Dewi Sartika, dan Merdeka harus kosong dari PKL.
Sebenarnya aturan untuk menyelesaikan masalh PKL ini sudah lama ada. DPRD juga telah mengakomodasi anggaran penataan PKL. Anggaran yang dikeluarkan pemkot untuk menata PKL sudah cukup besar. Pemkot telah menganggarkan Rp 13 miliar lebih untuk menata PKL selama dua tahun terakhir. Jadi, tinggal menunggu ketegasan pemkot dalam menegakkan aturan.
Namun jangan lupa, PKL ini bukan untuk di binasakan karena itu juga menyangkut urusan perut. Maka sebelum melakukan penertiban pemerintah harus juga menyiapkan solusi alternatif. Agar PKL pun bisa tetap bisa berusaha. Caranya adalah menyiapkan tempat yang tidak mengganggu baik itu keindahan kota maupun yang tidak berpotensi menimbulkan kemacetan.
Kemudian pada tahap pelaksanaan ekekusinya diharapkan berkoordinasi dengan aparat atau instansi terkait. Seperti dengan pihak TNI maupun Polri. Untuk mengantisipasi timbulnya ekses-eskes negatif.

BAB III

3.1 Kesimpulan
Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan, karena selain sebagai sumber penerimaan daerah, serta pengembangan dan pelestarian seni budaya Kota Bogor. Berbagai kelebihan yang dimiliki Kota Bogor khususnya dinidang pariwisata tentunya dapat diberdayakan dengan optimal. Permasalahan yang telah dikenali dan disadari mengenai pariwisata Kota Bogor dapat menjadi saran evaluasi demi meningkatkan kualitas pariwisata di Kota Bogor.

3.2 Saran
Berbagai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki Kota Bogor dalam bidang pariwisata yang sudah dipahami, seharusnya dapat menjadikan pariwisata di Kota Bogor lebih maju dan kekurangan tersebut sedikit demi-sedikit dapat diatasi.

Daftar Pustaka

http://www.kotabogor.go.id/investasi/pariwisata
http://wawawarno.guru-indonesia.net/artikel_detail-20004.html
Sejarah Kota Tenggarong

Tenggarong juga merupakan ibu kota Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Kota ini didirikan pada tanggal 28 September 1782 oleh Raja Kutai Kartanegara ke-15, Aji Muhammad Muslihuddin, yang dikenal pula dengan nama Aji Imbut.
Semula kota ini bernama Tepian Pandan ketika Aji Imbut memindahkan ibukota kerajaan dari Pemarangan. Oleh Sultan Kutai, nama Tepian Pandan kemudian diubah menjadi Tangga Arung yang berarti rumah raja. Namun pada perkembangannya, Tangga Arung lebih populer dengan sebutan "Tenggarong" hingga saat ini.
Menurut legenda Orang Dayak Benuaq dari kelompok Ningkah Olo, nama/kata Tenggarong menurut bahasa Dayak Benuaq adalah "Tengkarukng" berasal dari kata tengkaq dan bengkarukng, tengkaq berarti naik atau menjejakkan kaki ke tempat yang lebih tinggi (seperti meniti anak tangga), bengkarukng adalah sejenis tanaman akar-akaran. Menurut Orang Benuaq ketika sekolompok orang Benuaq (mungkin keturunan Ningkah Olo) menyusuri Sungai Mahakam menuju pedalaman mereka singgah di suatu tempat dipinggir tepian Mahakam, dengan menaiki tebing sungai Mahakam melalui akar bengkarukng, itulah sebabnya disebut Tengkarukng oleh aksen Melayu kadang "keseleo" disebut Tengkarong, lama-kelamaan penyebutan tersebut berubah menjadi Tenggarong. Perubahan tersebut disebabkan Bahasa Benuaq banyak memiliki konsonan yang sulit diucapkan oleh penutur yang biasa berbahasa Melayu/Indonesia
Objek Wisata Kota Tenggarong

    Museum Mulawarman
adalah istana dari Kesultanan Kutai Kartanegara dibangun pada tahun 1963 sebagai pengganti Istana sebelumnya yang terbakar dan diresmikan pada tanggal 25 November 1971 oleh Gubernur Abdoel Wahab Sjahranie, lalu diserahterimakan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 18 Februari 1976.Kini telah dibangun Balai Kedaton sebagai tempat kediaman Sultan Aji Muhammad Salehuddin II yang telah dinobatkan kembali pada tahun 2002. Di dalam lingkungan Istana kesultanan terdapat pemakaman keluarga kerabat Kerajaan Kutai Kartanegara serta Masjid Jami' Aji Amir Hasanuddin sebagai saksi masuknya Islam di Kutai.Museum yang sebelumnya adalah bangunan Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara ini didirikan pada tahun 1932 oleh Pemerintah Belanda yang menyerahkan Keraton kepada Sultan Adji Muhammad Parikesit pada tahun 1935. Bahan bangunannya didominasi oleh beton mulai dari ruang bawah tanah, lantai, dinding, penyekat hingga atap. Di halaman depan Museum terdapat duplikat Patung Lembuswana yang merupakan lambang Kerajaan Kutai Kartanegara. Arsitektur dari museum ini mengadopsi dari arsitektur tradisional Suku Dayak yang ada di Kutai. Di dalam Museum Mulawarman tersimpan benda-benda sejarah yang pernah digunakan oleh Kesultanan seperti Singgasana, Tempat Peraduan, Pakaian Kebesaran, Tombak, Keris, Meriam, Kalung dan Prasasti Yupa serta Koleksi Keramik Cina. Setiap tahun dilaksanakan Upacara Erau, yaitu tarian Khas Kedaton Upacara Adat dan Mengulur Naga di Desa Kutai Lama. Dimana pada setiap pelaksanaan Erau juga ditampilkan atraksi Seni Budaya baik berupa Tarian Tradisional dan Upara Adat dari berbagai Suku lainnya di Indonesia serta mancanegara. Museum Mulawarman terdiri dari dua lantai. Di lantai bawah terdapat koleksi keramik Cina. sedangkan lantai 1 berisi koleksi peninggalan bercorak kesenian. Di belakang museum, pengunjung bisa berbelanja cinderamata khas budaya Dayak, batu perhiasan, maupun cendera mata lainnya.
Di dalam Museum Mulawarman ini tersimpan benda-benda yang mempunyai nilai sejarah/seni yang tinggi yang pernah digunakan oleh Kesultanan seperti :
•    Singgasana, sebagai tempat duduk Raja dan Permaisuri. Kursi ini terbuat dari kayu, dudukan dan sandarannya diberi berlapis kapuk yang berbungkus dengan kain yang berwarna kuning, sehingga tempat duduk dan sandaran kursi tersebut terasa lembut. Kursi ini dibuat dengan gaya Eropa, penciptanya adalah seorang Belanda bernama Ir. Vander Lube pada tahun 1935.
•    Patung Lembu Swana, Lambang Kesultanan Kutai, dibuat di Birma pada tahun 1850 dan tiba di Istana Kutai pada tahun 1900. Lembu Swana diyakini sebagai Kendaraan Tunggangan Batara Guru. Nama lainnya adalah Paksi Liman Janggo Yoksi, yakni Lembu yang bermuka gajah, bersayap burung, bertanduk seperti sapi, bertaji dan berkukuh seperti ayam jantan, berkepala raksasa dilengkapi pula dengan berbagai jenis ragam hias yang menjadikan patung ini terlihat indah.
•    Kalung Uncal, benda ini merupakan atribut dan benda kelangkapan kebesaran Kesultanan Kutai Kartanegara yang digunakan pada waktu penobatan Sultan Kutai menjadi Raja atau pada waktu Sultan merayakan ulang tahun kelahiran dan penobatan Sultan serta acara sakral lainnya.
•    Meriam Sapu Jagad Peninggalan VOC, Belanda
•    Prasasti Yupa, yang trdapat di Museum ini adalah tiruan dari Yupa yang asli yang terdapat di Museum Nasional di Jakarta. Prasasti Yupa adalah prasasti yang ditemukan di bukit Brubus Kecamatan Muara Kaman. ke-7 prasasti ini menadakan dimulainya zaman sejarah di Indonesia yang merupakan bukti tertulis pertama yang ditemukan berupa aksara Pallawa dalam bahasa Sanskerta.
•    Seperangkat Gamelan dari Keraton Yogyakarta 1855
•    Arca Hindu
•    Seperangkat Meja Tamu peninggalan Kesultanan Bulungan
•    Ulap Doyo, hasil kerajinan Suku Dayak Benuaq
•    Minirama tentang sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara
•    Koleksi Numismatika (mata uang dan alat tukar lainnya)
•    Koleksi Keramik dari Cina, Jepang, Vietnam dan Thailand
•    Dan lain-lain.
Jarak tempuh museum Mulawarman dari Balikpapan berkisar 3 jam perjalanan darat, dari Samarinda berkisar 45 menit.

    Museum Kayu Tuah Himba
terletak tidak jauh dari Kawasan Waduk Panji Sukarame, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur yaitu berjarak sekitar 600 meter dari Waduk. Dibangun dengan bangunan kayu panggung yang berukuran 20 x 20 M². Yang melatar belakangi dibukanya objek wisata ini adalah karena adanya buaya yang telah diawetkan dalam Museum Kayu tersebut. Di dalam Museum Kayu ini terdapat beragam jenis kayu-kayu yang ada di Pulau Kalimantan. Koleksi dari Museum kayu ini, di antaranya adalah:
•    Kerajinan Kutai yang terbuat dari rotan, berupa lemari kursi, lampu, tempat tidur dll
•    Kerajinan Dayak, diantaranya adalah anjat, mandau, ukiran Dayak yang terbuat dari kayu ulin
•    Miniatur rumah khas Dayak
•    Jenis-jenis kayu di huatan daerah Kutai Kartanegara
•    Koleksi jenis kayu 200 buah
•    Koleksi jenis-jenis daun kayu yang dikeringkan 200 buah
•    Koleksi biji-bijian
•    Koleksi potongan log atau batangan pohon yang tumbuh di Hutan Kalimantan
•    Buaya Muara yang diawetkan (jantan dan betina)
•    Koleksi Kepiting pemakan sari kelapa
•    Dan lain-lain.
    Pulau Kumala
merupakan daerah delta di Sungai Mahakam yang memanjang di sebelah Barat Kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara. Dimulai pada tahun 2000, Pulau Kumala dibangun menjadi kawasan wisata. Namun sejak Bupati Syaukani Hasan Rais, yang membangun pulau ini, terjegal kasus korupsi pada tahun 2006, pembangunan Pulau Kumala menjadi mangkrak. Obyek wisata Pulau Kumala yang terletak di tengah Sungai Mahakam merupakan taman rekreasi perpaduan antara teknologi modern dan budaya tradisional. Pulau seluas 76 hektar ini dulunya adalah lahan tidur dan semak belukar. Saat ini, sebagian area sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti sky tower setinggi 100 meter untuk menikmati keindahan dari udara, kereta api mini area permainan dan kereta gantung yang menghubungkan dengan daratan. Di pulau ini terdapat DSJ Resort lengkap dengan kolam renang dan sarana bagi mereka yang ingin istirahat, yaitu satu-satunya cottage di tengah Sungai Mahakam di lokasi Pulau ini dipersiapkan Aquarium Raksasa bagi ikan pesut, lumba-lumba air tawar yang hanya ada di Republik Rakyat Cina dan Brasil. Pembangunan Taman Wisata Pulau Kumala dilakukan secara bertahap dan akan terus berkembang. Dengan demikian masyarakat akan mendapatkan tambahan obyek wisata yang representatif selain Museum Mulawarman (bekas keraton Kerajaan Kutai Kartanegara), Waduk Panji Sukarame, Desa Budaya Pondok Labu di Tenggarong dan Nusa Tuna di Kecamatan Muara Muntai yang berpasir putih
Akses ke pulau Kumala
Taman Wisata Pulau Kumala berjarak sekitar 27 km dari Kota Samarinda yang dapat ditempuh melalui Jembatan Kutai Kartanegara dalam waktu kurang lebih 30 menit. Sedangkan dari kota Balikpapan yang memiliki fasilitas Bandara Sepinggan dan Pelabuhan Semayang yang merupakan akses transportasi udara dan laut di Kalimantan Timur, Berjarak sekitar 130 km yang dapat ditempuh kurang lebih 3 jam lewat jalan darat. Selain itu Taman Wisata Pulau Kumala dapat juga dicapai dengan transportasi air melewati Sungai Mahakam.
    Planetarium Jagad Raya Tenggarong
merupakan sebuah planetarium yang terletak di Jalan Diponegoro, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Planetarium berkapasitas 92 tempat duduk ini dibangun pada tahun 2000 dan resmi dibuka pada tahun 2002. Planetarium Jagad Raya merupakan planetarium ketiga di Indonesia setelah Planetarium Jakarta dan Planetarium Surabaya, Jawa Timur. Planetarium Jagad Raya terletak di Jalan Pangeran Diponegoro, di sebelah kiri bangunan Museum Mulawarman. Planetarium ini dibangun pada tahun 2002 dan diresmikan pada tanggal 16 April 2003. Tempat ini merupakan sarana wisata pendidikan untuk menikmati keindahan alam semesta berupa bintang-bintang, planet dan objek-objek langit lainnya. Planetarium ini merupakan tempat Teater Bintang atau teater alam, karena dapat memperlihatkan isi alam semesta serta susunannya. Alat peraga yang digunakan berupa Proyektor Skymaster ZKP 3 buatan perusahaan Carl Zeiss Jerman, dengan tinggi maksimum 2750 mm dan berat mencapai 250 kg, lensa yang dimilikinya adalah 100 lensa. Memproyeksikan gambar matahari, bulan, komet, meteor, bintang, rasi, galaksi dan lain-lain. Selain proyektor utama, pada Skymaster ZKP 3 juga terdapat pendukung lainnya berupa proyektor effect dan 8 buah proyektor slide yang berfungsi untuk memproyeksikan gambar. Ruang yang digunakan sebagai ruang peragaan ditempatkan melingkari proyektor dan saat pertunjukan dimulai, ruangan tertutup rapat sehingga tidak ada cahaya yang masuk dan sirkulasi udara di atur dengan pendingin ruangan.
    Waduk Panji Sukarame
adalah waduk yang juga dijadikan tempat rekreasi yang terletak di Kelurahan Panji Sukarame, Tenggarong, Kutai Kartanegara dan merupakan taman rekreasi yang sangat bagus untuk dinikmati dengan adanya pemandangan alam dan air waduk yang tenang. Luas lahan adalah ± 32 ha. Di sekeliling waduk banyak terdapat pondok-pondok untuk tempat beristirahat bagi para pengunjung. Di area waduk ada kafe atau warung untuk tempat makan dan minum serta panggung untuk tempat pertunjukan musik.
    Mahakam
merupakan nama sebuah sungai terbesar di provinsi Kalimantan Timur yang bermuara di Selat Makassar. Sungai dengan panjang sekitar 920 km ini melintasi wilayah Kabupaten Kutai Barat di bagian hulu, hingga Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda di bagian hilir. Di sungai hidup spesies mamalia ikan air tawar yang terancam punah, yakni Pesut Mahakam. Sungai Mahakam sejak dulu hingga saat ini memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat di sekitarnya sebagai sumber air, potensi perikanan maupun sebagai prasarana transportasi.
    Pasar Pagi

adalah pasar utama kota Tenggarong. Kerajinan Dayak dijual di Tenggarong: keranjang, kalung batu tua, masker, mandau, dan ukiran kayu. Toko souvenir di kota menjual Dayak Kenyah kerajinan, sebagian besar baru. Kerajinan dapat dibeli lebih murah di desa-desa, tetapi Anda tidak akan melihat variasi yang tersedia di Tenggarong.

Menginap & Makan

The Fatma Hotel, Jl Sudirman Jl KH Ahmad Muksin 39 (Tel. 661-356), 100 meter dari dermaga Pulau Kumara, menawarkan kamar anggaran dengan balkon di atas sungai untuk Rp50 ,000-200, 000. Peng. ANDA II, Jl Sudirman 129 (Tel. 661-409) memiliki kamar yang bersih hanya Rp75, 000, meskipun beberapa ruang kelas hanya memiliki listrik setelah gelap. Hotel Singgasana Tangga Arung, Pahlawan Bukit Biru 1, tel. 664703, email:: hotelsinggasana@kutaikartanegara.com
adalah hotel bisnis dengan panorama indah di atas sungai, kota dan perbukitan berhutan.

Anda akan menemukan koleksi biasa warung membentang sepanjang tepi sungai antara Lippo Bank dan dermaga utama.Para Pandan Tepian sebaliknya museum adalah tentang satu-satunya restoran yang tepat, dengan lokasi yang indah dan makanan Cina yang sangat baik (Rp 40-50, 000); udang panggang segar spesial. Lihat lampu gemerlap dari jembatan Tenggarong besar di malam hari. Bagi pecinta sate, ada warung samping kanal. Sebuah beberapa tempat melayani bir, meskipun anda akan perlu meminta es beberapa saat mereka datang langsung dari rak.

Transportasi

Dari terminal bus, 5 km sebelah selatan kota melewati jembatan suspensi, anda bisa menyewa taksi ke kota (Rp25, 000). Untuk menangkap penerbangan anda, mendapatkan minibus (Rp15, 000) menuju Samarinda. Kapal oceangoing perjalanan sejauh Samarinda, 60 km hulu dari mulutnya, untuk memuat kayu besar melayang turun ke pelabuhan.
Jangan berharap untuk melihat rumah panjang  sampai Mahakam; gaya Barat tempat tinggal telah menggantikan hampir semua dari mereka. Tidak akan perjalanan Anda membawa Anda melalui hutan tropis tak tertembus - banyak hutan adalah pertumbuhan sekunder atau telah ditebangi oleh Weyerhauser. Untuk melihat kehidupan orang Dayak, kepala anak sungai sungai, berjalan pedalaman, atau perjalanan jauh ke hulu (Ulo) ke Kayan / Krayan daerah Apo.
Lampiran-Lampiran
Museum Mulawarman 
 
 
Museum Kayu Tuah Himba
 
Pulau Kumala (di tengah sungai Mahakam)



Planetarium Jagad Raya

Waduk Panji Sukarame

Sungai Mahakam