Minggu, 16 Juni 2013

Keuangan usaha kecil

Tips Mengelola Keuangan Usaha Kecil

Setiap orang tentunya menginginkan bisnisnya berkembang. Salah satu kunci agar bisnis bisa berkembang
adalah disiplin dalam mengelola keuangan. Beberapa tips yang bisa diterapkan adalah sebagai berikut: Menghitung dan membayar gaji usahawan sendiri Saat seorang usahawan melakukan bisnisnya sendiri atau memimpin operasionalnya sendiri, maka
selayaknya masalah gaji ditentukan, baik dalam jumlah tetap atau dihitung atas dasar komisi dari omset
bisnis. Sehingga keuangan bisnis lebih aman karena terlindungi. Investasikan keungungan Sisihkan beberapa persen dari keuntungan untuk peningkatan stok bahan baku dan kapasitas produksi. ini
sangat penting untuk menjamin dan meningkatkan omset produksi sejalan dengan strategi pemasaran
yang meningkatkan nilai penjualan. Bagi laba bersih untuk kemajuan, umumnya sebagai berikut : 30% untuk peningkatan  modal kerja 30%  untuk simpanan modal tambahan 30% untuk investasi dalam hal penambahan alat kerja dan  peningkatan kinerja 10% untuk usahawan dan karyawan sebagai bonus. Bijaksana terhadap keuangan Saat kepentingan pribadi membutuhkan keuangan, maka batasi hanya sampai gaji dan tabungan pribadi
yang digunakan, jangan pernah melirik pada keuangan usaha atau bisnis kecil yang sedang dijalankan.
Jika masih kurang tempuh cara lain dengan tetap tidak menyentuh keuangan usaha. Disiplin Yang Tinggi Semua usaha yang berhasil maju dan mampu berkembang merupakan buah dari sikap disiplin seorang
usahawannya. Ingat bisnis yang dibangun tentu dengan pengorbanan yang besar, namun seorang
usahawan hanya cukup membayarnya dengan disiplin terhadap keuangan perusahaan.  Konsisten menjalankan dan menjaganya sudah merupakan sebuah kesuksesan 50%.
Jika dengan tips ini dapat mewujudkan kesuksesan seorang usahawan dalam bisnisnya, jangan lupa untuk
berbagi kepada pekerjanya, serta memiliki keinginan bersedekah untuk yang kurang beruntung. Ingat, kikir
tidak pasti membawa kepada kesuksesan, serta berbagi dengan sesama tidak ada dasar sampai hari ini
membangkrutkan bisnis seorang usahawan. Mengapa? Dengan doa orang lain bisa saja membawa anda
ketingkat sukses yang lebih tinggi lagi. Ingat! Apa yang kita tabur pasti kita tuai berlipat ganda.

Ada kalanya pebisnis mengeluh penghasilan dari usahanya selalu habis sebelum ditabung. Kalau pun ada yang bisa ditabung, jumlahnya hanya sedikit. Padahal, proyek yang ia terima cukup banyak. Seharusnya, usahanya bisa berjalan lancar dan hidupnya bisa senang meski sedang tidak ada order. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.

Hal ini mungkin pernah dialami oleh sebagian orang yang mengawali dunia usaha. Apalagi, jika usaha tergolong jenis usaha keluarga. Pada awal usaha, saat mendapat proyek, uang selalu saja habis untuk menghidupi keluarga. Istilahnya, saat sudah senang, lupa segalanya. Lupa harus bayar listrik, telepon, internet, transportasi, dan sebagainya.

Dan satu hal yang selalu terlupakan adalah mencatat semua kegiatan dan transaksi. Tak banyak usaha kecil yang melakukannya. Padahal, pencatatan adalah langkah dasar penting yang harus dilakukan untuk memajukan usaha. Lalu, bagaimana mengatur keuangan usaha yang baik? Berikut hal-hal yang bisa Anda lakukan seperti kami sadur dari Majalah Chic.

1. Tentukan porsi keuangan
Cara paling mudah untuk mengatur keuangan usaha adalah dengan menyepakati sejak awal berapa porsi uang yang akan digunakan sesuai lalu lintas uang yang dibutuhkan. Misalnya, berapa jumlah uang yang akan digunakan untuk membayar gaji, operasional perusahaan, serta berapa keuntungan yang akan digunakan mengembangkan usaha dan untuk ditabung.

Untuk langkah awal, Anda bisa mencoba membagi porsi 30:30:30:10. Porsi 30 persen untuk gaji, 30 persen lagi untuk operasional perusahaan, seperti sewa kantor, biaya listrik, telepon, fax, transportasi, dan lain sebagainya. Lalu 30 persen lainnya untuk mengembangkan usaha, dan sisa 10 persen untuk tabungan pribadi.

Jadi, misalnya pemasukan sebesar Rp 20 juta, Rp 6 juta (30 persen) langsung dipotong di awal untuk disishkan sebagai gaji, Rp 6 juta untuk biaya operasional, Rp 6 juta untuk biaya pengembangan usaha, dan Rp 2 juta untuk tabungan pribadi.

Pola pembagian dengan struktur jumlah persentase ini tidak mutlak. Anda boleh menentukan sendiri. Yang perlu diperhatikan adalah kedisiplinan dalam membagi berdasar nilai yang sudah disepakati di awal. Dengan cara ini, Anda akan lebih mudah mengatur keuangan usaha.

2. Pisahkan rekening pribadi dan usaha
Setelah porsi ditentukan, langkah berikutnya lakukan pencatatan keuangan usaha. Memang jika usaha masih kecil, kita cenderung sering menyamakan antara uang yang diterima dalam usaha dan uang untuk kepentingan pribadi. Bahkan kita biasanya menyimpan uang itu dalam satu nomor rekening.

Padahal, jika keuangan usaha dan keuangan pribadi digabung, Anda akan kesulitan dalam melakukan monitoring pendapatan atau pun pengeluaran yang telah dilakukan. Dengan melakukan pemisahan pencatatan antara keuangan usaha dengan keuangan pribadi, maka akan lebih mudah untuk membedakan antara arus dana dari usaha dengan penggunaan uang untuk kepentingan pribadi.

Di samping itu, pemisahan pencatatan juga dapat memberikan informasi lebih jelas tentang keadaan finansial dari usaha yang sedang dijalankan. Apalagi saat ini sejumlah bank sudah menyediakan produk layanan yang dapat mendukung pencatatan keuangan usaha Anda. 

3. Jangan mudah tergoda
Inilah poin yang utama sebagai bentuk usaha mendisiplinkan diri. Dan, memang kunci utama mengatur keuangan usaha adalah disiplin dalam mematuhi porsi persentase yang kita atur untuk keuangan usaha dan pribadi.

Godaan biasanya sering datang saat sedang banyak order. Barang-barang tadinya belum terlalu penting jadi seperti "minta dibeli". Ada kalanya, saat uang masuk dalam jumlah besar, tiba-tiba kita merasa butuh ini dan itu. Salah satunya, membeli baju dengan alasan agar terlihat lebih pantas saat bertemu klien.

Memang tidak ada salahnya memenuhi keinginan itu. Namun dengan catatan, Anda mesti bisa membedakan kebutuhan dan keinginan. Sebelum membeli sesuatu dengan alasan usaha, tanyakan dulu, apakah itu merupakan kebutuhan mendesak atau keinginan yang bisa ditunda. Nah, jawaban ini yang akan membantu Anda menentukan ke mana uang bisa digunakan.

Bila memungkinkan dan punya cukup dana, Anda bisa menggunakan software akuntansi untuk pencatatan keuangan usaha. Dengan software ini, pencatatan keuangan bisa dilakukan lebih profesional dan rapi. Dengan begitu, Anda juga tidak memiliki celah untuk seenaknya mengambil uang usaha untuk kebutuhan pribadi.

Daftar Pustaka
http://www.ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/177-manajemen/14009-trik-mengelola-keuangan-usaha.html
www.sanggammanalu.com/tips-mengelola-keuangan-usaha-kecil/

1 komentar:

  1. Halo,
    Saya Ny. Olivia Daniel, pemberi pinjaman pinjaman pribadi yang memberikan pinjaman kesempatan seumur hidup. Apakah Anda memerlukan pinjaman segera untuk melunasi hutang Anda atau Anda perlu pinjaman untuk meningkatkan bisnis Anda? Anda telah ditolak oleh bank dan lembaga keuangan lainnya? Apakah Anda memerlukan pinjaman konsolidasi atau hipotek? mencari lebih banyak karena kami di sini untuk membuat semua masalah keuangan Anda menjadi masa lalu. Kami meminjamkan dana kepada individu yang membutuhkan bantuan keuangan, yang memiliki kredit buruk atau membutuhkan uang untuk membayar tagihan, untuk berinvestasi pada bisnis pada tingkat 2%. Saya ingin menggunakan media ini untuk memberi tahu Anda bahwa kami memberikan bantuan yang dapat diandalkan dan penerima dan akan bersedia menawarkan pinjaman. Jadi hubungi kami hari ini melalui email di:
    (oliviadaniel93@gmail.com)


    DATA APLIKASI

    1) Nama Lengkap:
    2) Negara:
    3) Alamat:
    4) Jenis Kelamin:
    5) Status Perkawinan:
    6) Pekerjaan:
    7) nomor WhatsApp:
    8) Nomor Telepon:
    9) Penghasilan bulanan:
    10) Jumlah Pinjaman yang Dibutuhkan:
    11) Durasi Pinjaman:
    12) Tujuan Pinjaman:
    13) Tanggal lahir:

    Terima kasih.

    BalasHapus